Festival Tari Tradisional di Kediri: Harmoni Budaya dan Kreativitas Mahasiswa
Festival tari tradisional kembali memeriahkan Kota Kediri melalui pergelaran Festival Kali Brantas 2025.
Acara ini menampilkan puluhan karya seni lokal yang mengangkat kekayaan budaya daerah.
Festival digelar oleh Universitas Nusantara PGRI (UNP) Kediri pada 12 Juli 2025.
Ratusan mahasiswa ikut terlibat dalam pementasan yang memadukan seni, sejarah, dan kreativitas.
Makna Festival Kali Brantas
Festival tari tradisional Kali Brantas bukan hanya hiburan budaya.
Ia merupakan bentuk konkret pelestarian nilai tradisional yang mulai dilupakan generasi muda.
Latar Belakang Festival
Festival ini merupakan agenda tahunan dari Program Studi PGSD UNP Kediri.
Kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran mahasiswa dalam mata kuliah Pengembangan Seni Pertunjukan.
Diselenggarakan oleh angkatan 2023, festival memasuki tahun keempat penyelenggaraan.
Tema yang diangkat tahun ini adalah “Mencintai Budaya Lewat Seni Pertunjukan”.
Tujuan Festival
Tujuan utamanya adalah menumbuhkan kesadaran akan pentingnya budaya lokal.
Lewat pertunjukan ini, masyarakat diajak kembali menghargai sejarah dan warisan daerahnya.
Mahasiswa dilatih untuk menggali cerita rakyat, mengemasnya, lalu menampilkannya secara artistik.
Hal ini menjadikan festival sebagai media edukasi dan ekspresi budaya.
Pementasan Drama Tari Kolosal
Salah satu daya tarik utama adalah pertunjukan drama tari kolosal berjudul “Bubuksah dan Gagangaking”.
Cerita Rakyat yang Diangkat
Cerita ini mengangkat legenda dari Kediri tentang dua tokoh pertapa dengan prinsip hidup yang berbeda.
Pertunjukan menghadirkan nilai kesetiaan, kesederhanaan, dan moral spiritual yang kuat.
Makna simbolik juga ditampilkan melalui kemunculan sosok Macan Putih.
Macan Putih melambangkan keberanian, keadilan, dan penjaga kebenaran dalam budaya Kediri.
Perpaduan Seni Musik dan Gerak
Pertunjukan kolosal ini melibatkan ratusan mahasiswa sebagai penari, pemusik, dan kru produksi.
Musik gamelan tradisional dan narasi berbahasa Jawa menambah kekuatan emosional dari pentas tersebut.
Setiap adegan disusun dengan koreografi dan kostum yang mencerminkan masa klasik Jawa.
Kehadiran reog, topeng, dan properti tradisional memperkuat kesan lokal dalam pertunjukan.
Kolaborasi dengan Sanggar Seni
Tak hanya mahasiswa, festival ini juga melibatkan tujuh sanggar tari dari Kota dan Kabupaten Kediri.
Sinergi Seni Lokal dan Akademik
Sanggar-sanggar tersebut membantu koreografi, pelatihan tari, hingga peminjaman perlengkapan pertunjukan.
Kolaborasi ini memperkuat hubungan antara dunia akademik dan komunitas seni budaya lokal.
Hasilnya adalah pertunjukan yang tidak hanya indah, tetapi juga autentik dan penuh makna budaya.
Setiap gerakan dan kostum mencerminkan akar tradisi masyarakat Kediri.
Pemberdayaan Budaya Lokal
Dengan melibatkan sanggar lokal, festival ini ikut memberdayakan pelaku seni di daerah.
Mereka mendapat panggung untuk menunjukkan keahlian dan karya seni kepada khalayak luas.
Hal ini juga membuka ruang regenerasi bagi pelaku seni muda yang ingin mendalami budaya tradisional.
Seni menjadi bagian dari kehidupan, bukan hanya sekadar tontonan sesaat.
Apresiasi dan Dampak Positif
Festival Kali Brantas mendapat sambutan hangat dari masyarakat dan tokoh pendidikan.
Bahkan, acara ini menarik perhatian akademisi dari luar negeri.
Dukungan Rektor dan Akademisi
Rektor UNP Kediri, Dr. Zainal Affandi, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini.
Ia menyebut bahwa festival ini adalah wujud nyata pelestarian budaya berbasis pendidikan.
Menurutnya, seni dan budaya harus ditanamkan sejak bangku perkuliahan.
Festival menjadi sarana mahasiswa memahami sejarah lokal secara langsung dan menyenangkan.
Kehadiran Penonton Internasional
Tidak hanya dari Kediri, penonton juga datang dari daerah lain dan luar negeri.
Akademisi dari Amerika dan Inggris hadir menyaksikan dan memberi pujian terhadap pementasan.
Kehadiran mereka membuktikan bahwa budaya lokal mampu menjangkau panggung global.
Hal ini membuka peluang bagi Kediri untuk dikenal lebih luas melalui kekuatan budayanya.
Harapan dan Pengembangan Ke Depan
Festival Kali Brantas 2025 bukan akhir, melainkan awal dari gerakan budaya yang lebih besar.
Menjadi Agenda Budaya Nasional
Masyarakat berharap festival ini bisa menjadi agenda budaya nasional tahunan.
Dengan konsep yang terus berkembang, festival mampu menjadi ikon budaya Jawa Timur.
Pemerintah daerah diharapkan turut mendukung secara fasilitas dan promosi.
Kolaborasi lintas sektor akan menguatkan posisi budaya dalam pembangunan daerah.
Mendorong Pendidikan Seni yang Kontekstual
Melalui kegiatan ini, mahasiswa tidak hanya belajar teori seni, tetapi langsung mempraktikkannya.
Hal ini memberikan pengalaman otentik tentang proses kreatif, manajemen acara, dan nilai budaya.
Model pembelajaran seperti ini sangat relevan untuk dunia pendidikan di era modern.
Seni dan budaya menjadi sarana pendidikan karakter yang menyenangkan dan bermakna.
Kesimpulan
Festival Tari Tradisional di Kediri membuktikan bahwa budaya lokal tetap hidup di generasi muda.
Melalui drama tari dan pertunjukan tradisional, sejarah daerah dihidupkan kembali dengan cara kreatif.
Kolaborasi antara mahasiswa dan sanggar seni lokal menghasilkan pertunjukan yang berkualitas.
Festival ini tak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan memperkuat identitas budaya.
Dengan dukungan berbagai pihak, Festival Kali Brantas bisa menjadi simbol kebangkitan budaya Indonesia.
Post Comment