Semarak Idul Adha di Rutan Ambon: Harmoni Religi dan Budaya dalam Tari Sambra
Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah menjadi momentum penuh makna bagi warga binaan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Ambon. Tidak hanya kegiatan ibadah, suasana religi juga dipadukan dengan nuansa budaya lokal, salah satunya melalui pertunjukan Tari Sambra. Acara ini menjadi gambaran nyata pembinaan kepribadian berbasis budaya yang sarat makna spiritual dan sosial.
Perpaduan Religi dan Tradisi Lokal
Shalat Idul Adha di Lingkungan Tahanan
Pagi hari dimulai dengan pelaksanaan Shalat Idul Adha berjamaah di lapangan dalam rutan. Para warga binaan, petugas, dan jajaran struktural rutan bersatu dalam doa dan khidmat. Imam yang memimpin khotbah menekankan pentingnya keteladanan Nabi Ibrahim dalam berkorban dan ketaatan kepada Allah.
Penyembelihan Hewan Kurban
Setelah salat selesai, kegiatan dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Sapi yang disumbangkan oleh mitra kerja dan masyarakat sekitar dipotong dan didistribusikan secara merata. Pembagian daging kurban ini menyentuh sisi kemanusiaan dan memperkuat solidaritas sosial antara penghuni rutan dan masyarakat luar.
Tari Sambra sebagai Simbol Persatuan
Filosofi di Balik Tarian
Tari Sambra adalah tarian tradisional yang berasal dari budaya Islami di wilayah Maluku. Tarian ini biasanya dipentaskan dalam momentum religius sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan. Gerakannya mencerminkan nilai-nilai kesucian, keberanian, dan pengabdian kepada Tuhan.
Penampilan Oleh Warga Binaan
Uniknya, penampilan Tari Sambra kali ini dilakukan oleh warga binaan sendiri. Mereka telah dilatih selama beberapa minggu oleh pembimbing seni budaya dari luar rutan. Keterlibatan aktif warga binaan ini merupakan bagian dari program pembinaan mental dan keterampilan sosial yang dilakukan pihak rutan.
Dukungan dan Apresiasi dari Pihak Kemenkumham
Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Maluku. Ia menyatakan bahwa pendekatan berbasis budaya seperti ini sangat efektif membangun semangat positif di lingkungan rutan. Selain mengisi waktu secara produktif, warga binaan juga mendapat ruang berekspresi secara sehat dan membangun rasa percaya diri.
Pembinaan Berbasis Budaya: Antara Harapan dan Realita
Program Seni dan Kreativitas dalam Rutan
Program seni seperti tarian, musik, dan teater menjadi bagian penting dalam pembinaan narapidana. Tujuannya adalah mendorong mereka agar lebih reflektif, kreatif, dan adaptif. Lewat seni, warga binaan dapat menyalurkan emosi dan harapan mereka secara konstruktif.
Dampak Psikologis Positif
Keterlibatan dalam kegiatan budaya terbukti memberi dampak positif secara psikologis. Mereka merasa lebih dihargai, tidak terasing, dan memiliki kesempatan untuk berubah. Bahkan beberapa di antaranya menemukan potensi baru yang bisa dikembangkan setelah bebas nanti.
Harapan Akan Masa Depan yang Lebih Baik
Pihak rutan berharap bahwa kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan dan ditingkatkan. Dengan dukungan dari masyarakat, dunia usaha, dan instansi pemerintah, pembinaan berbasis seni budaya akan menjadi pilar penting dalam sistem pemasyarakatan modern di Indonesia.
Idul Adha Sebagai Momentum Reintegrasi Sosial
Menghapus Stigma Melalui Kegiatan Positif
Acara seperti ini perlahan membantu menghapus stigma negatif terhadap narapidana. Masyarakat bisa melihat sisi lain dari warga binaan sebagai manusia yang bisa berubah dan berkembang. Melalui pembinaan yang tepat, mereka bisa kembali menjadi bagian produktif dari komunitas.
Peningkatan Kerja Sama dengan Komunitas Seni
Kegiatan Tari Sambra ini juga membuka peluang kolaborasi antara institusi pemasyarakatan dan komunitas seni lokal. Para seniman bisa ikut membina warga binaan sambil memperkaya warisan budaya daerah melalui pelatihan dan pertunjukan rutin.
Mendorong Model Pemasyarakatan Humanis
Tari Sambra dalam perayaan Idul Adha ini menjadi simbol pemasyarakatan yang lebih humanis. Bukan hanya hukuman, tapi juga kesempatan. Bukan hanya pembatasan, tapi juga pembinaan. Rutan Ambon membuktikan bahwa narapidana juga manusia yang layak diberi harapan baru.
Kesimpulan
Kemeriahan Idul Adha di Rutan Ambon dengan pertunjukan Tari Sambra adalah gambaran nyata kolaborasi spiritual dan kultural. Dalam satu panggung, warga binaan menampilkan semangat religius dan nilai budaya yang kuat. Inilah bukti bahwa pemasyarakatan berbasis budaya bukan hanya mungkin, tapi sangat perlu.
Post Comment