Fidya Adystiara: Promosikan Tari Tradisional Melalui Wanderlearn, Platform Digital Pelestarian Budaya
Di tengah derasnya arus globalisasi, pelestarian budaya lokal menjadi tantangan yang semakin kompleks. Fidya Adystiara, Puteri Indonesia Kepulauan Riau 2025, hadir sebagai sosok muda yang berkomitmen melestarikan budaya Nusantara, khususnya tarian dan permainan tradisional. Dengan pendekatan berbasis teknologi, ia memanfaatkan platform digital edukasi budaya bernama Wanderlearn untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada generasi muda.
Teknologi Sebagai Jembatan Budaya
Fidya Adystiara melihat peluang besar dalam penggunaan teknologi sebagai sarana pelestarian budaya. Ia menyadari bahwa generasi muda saat ini tumbuh dalam lingkungan digital. Untuk membuat budaya tetap relevan, pendekatan modern menjadi hal yang sangat penting.
Peran Platform Wanderlearn
Wanderlearn hadir sebagai platform edukasi berbasis teknologi yang dirancang untuk memperkenalkan budaya secara interaktif. Platform ini menghadirkan workshop budaya, materi edukasi, hingga kolaborasi dengan tokoh-tokoh budaya. Fidya memanfaatkan fitur-fitur tersebut untuk menyajikan tarian dan permainan tradisional dalam bentuk digital yang menarik.
Virtual Reality dan Augmented Reality
Salah satu pendekatan yang digunakan Wanderlearn adalah penerapan teknologi Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR). Melalui teknologi ini, pengguna dapat merasakan pengalaman langsung mempelajari budaya, seperti menari atau bermain tradisional, seolah-olah hadir di lokasi aslinya. Ini menjadi daya tarik utama bagi generasi muda yang sudah akrab dengan dunia digital.
Tantangan Dominasi Budaya Asing
Fidya menyadari bahwa dominasi budaya asing masih sangat kuat, terutama lewat media sosial dan platform hiburan global. Anak muda lebih sering terpapar budaya luar dibanding budaya sendiri. Ini menjadi tantangan yang perlu dihadapi dengan strategi khusus.
Minimnya Konten Budaya Lokal
Salah satu penyebab rendahnya minat terhadap budaya lokal adalah kurangnya konten yang menarik dan mudah diakses. Konten budaya Indonesia masih terkesan kuno atau tidak interaktif. Melalui Wanderlearn, Fidya ingin mengubah persepsi tersebut dengan menghadirkan konten yang modern dan engaging.
Perluasan Jangkauan dan Inklusi Digital
Masalah lain yang dihadapi adalah keterbatasan akses teknologi di beberapa daerah terpencil. Banyak anak-anak muda di pelosok belum memiliki akses internet atau perangkat yang memadai. Fidya bersama tim Wanderlearn tengah mengembangkan program yang lebih ringan dan mudah diakses, termasuk versi offline yang bisa digunakan di sekolah atau komunitas lokal.
Kolaborasi Pelestarian Budaya
Fidya percaya bahwa pelestarian budaya tidak bisa dilakukan oleh individu saja. Dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak untuk menjaga eksistensi budaya Indonesia di era digital ini.
Peran Pemerintah dan Institusi Pendidikan
Pemerintah memiliki peran penting dalam mendukung inisiatif pelestarian budaya, mulai dari regulasi hingga pendanaan. Sementara itu, sekolah dan universitas dapat menjadi tempat yang ideal untuk mengenalkan budaya sejak dini. Kurikulum yang menanamkan nilai-nilai budaya lokal akan memperkuat identitas bangsa sejak masa remaja.
Komunitas Budaya dan Orang Tua
budaya dan orang tua juga harus terlibat aktif. Komunitas bisa menyelenggarakan pelatihan, festival seni, atau pertunjukan budaya secara berkala. Orang tua bisa menjadi teladan di rumah dalam menjaga budaya melalui kebiasaan sehari-hari.
Membangun Kebanggaan Budaya Lewat Inovasi
Fidya berharap, melalui pendekatan inovatif ini, budaya Indonesia bisa tetap hidup dan berkembang. Ia ingin generasi muda merasa bangga mempelajari tarian dan permainan tradisional. Inovasi bukan berarti meninggalkan nilai-nilai asli, tetapi cara baru untuk menghidupkannya kembali.
Budaya yang Relevan di Era Digital
Budaya Indonesia harus tetap kontekstual di era modern. Menggabungkan elemen teknologi dengan warisan budaya menjadikan budaya tersebut lebih inklusif. Fidya optimis bahwa dengan pendekatan ini, budaya lokal bisa bersaing dengan budaya asing tanpa kehilangan jati diri.
Menjaga Identitas Bangsa
Pelestarian budaya bukan sekadar menjaga tradisi, tapi juga menjaga identitas bangsa. Dalam setiap tarian, terdapat cerita, nilai, dan filosofi yang mencerminkan karakter masyarakat Indonesia. Fidya ingin anak-anak muda mengenal dan mencintai identitas tersebut, bukan hanya menjadi konsumen budaya luar.
Visi Jangka Panjang Fidya Adystiara
Fidya tidak hanya menjadikan ini sebagai proyek jangka pendek. Ia memiliki visi panjang untuk memperluas jangkauan Wanderlearn ke tingkat nasional. Selain itu, ia ingin menjadikan budaya sebagai bagian dari solusi pendidikan karakter anak muda di Indonesia.
Digitalisasi sebagai Solusi Budaya Masa Depan
Fidya percaya bahwa digitalisasi adalah jalan yang realistis untuk masa depan budaya Indonesia. Teknologi akan terus berkembang, dan pelestarian budaya harus mengikuti arus ini. Jika tidak, budaya bisa tertinggal dan dilupakan. Ia ingin menjadi bagian dari generasi yang mengubah hal tersebut.
Post Comment